LAp. TAPE KETAN

JURNAL PRAKTIKUM APLIKASI BIOTEKNOLOGI PANGAN TAPE KETAN
OLEH : NAMA : AMRIDA AKKAS
NIM : G311 09 275
KELOMPOK : V (LIMA)
ASISTEN : NESHA PRM SITOMPUL


LABORATORIUM MIKROBIOLOGI DAN BIOTEKNOLOGI PANGAN PROGRAM STUDI ILMU
DAN TEKNOLOGI PANGAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2011


I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang


Tape ketan hitam, di Bangsa bugis merupakan makanan yang dibuat hanya pada saat tertentu saja, misalnya pada saat hari raya Idul Fitri. Tape dibuat tidak hanya sehari langsung jadi, tetapi diperlukan waktu berhari-hari untuk proses fermentasinya. Proses fermentasi dalam pembuatan tape membutuhkan dua atau tiga hari. Makanan tradisional yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia salah satunya adalah tape. Proses pembuatan tape melibatkan proses fermentasi yang dilakukan oleh jamur Saccharomyces cerivisiae. Jamur ini memiliki kemampuan dalam mengubah karbohidrat (fruktosa dan glukosa) menjadi alkohol dan karbondioksida. Selain Saccharomy cescerivisiae, dalam proses pembuatan tape ini terlibat pula mikrorganisme lainnya, yaitu Mucor chlamidosporus dan Endomycopsis fibuligera. Kedua mikroorganisme ini turut membantu dalam mengubah pati menjadi gula sederhana (glukosa). Pembuatan tape ketan hitam berbahan beras ketan hitam dan ragi pasar. Dimana takaran beras harus sesuai dengan ragi yang diberikan, apabila tidak maka produk tape tidak akan berhasil. Oleh karna itu perlu dilakukan percobaan pembuatan tape ketan hitam, untuk mengetahui kesesuaian komposisi dalam pembuatan tape.  

B. Tujuan Praktikum Tujuan dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui cara pembuatan tape ketan yang baik dan benar. 2. Untuk mengetahui jenis Mikroorganisme yang tumbuh pada tape ketan. 3. Untuk mengetahui fungsi penambahan ragi pada pembuatan tape ketan.  

II. METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat


Praktikum Praktikum Aplikasi Bioteknologi Pangan dilaksanakan pada hari Kamis, 17 November 2011, pukul 10.50 – 12.30 WITA, di Laboratorium Mikrobiologi dan Bioteknologi Pangan, Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar. B. Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah - panci - kompor - gelas jar - timbangan analitik - wadah plastik - gunting Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah - beras ketan hitam - alminium foil - ragi pasar - daun pisang - air bersih C. Prosedur Kerja Prosedur kerja pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut : 1. Ditimbang 300 gram ketan, dicuci bersih lalu ditanak sampai masak. Didinginkan dan dibagi menjadi 3 bagian yang sama beratnya. 2. Masing-masing dimasukkan ke dalam botol dan permukaannya ditaburi dengan 1 gram ragi tape, kemudian botol ditutup rapat, dan diinkubasi pada suhu kamar selama 5 hari. D. Perlakuan Perlakuan pada praktikum kali ini adalah : I. = beras ketan 1000 gram + ragi 2 gram. II. = beras ketan 700 gram + ragi 2 gram. III. = beras ketan 500 gram + ragi 2 gram. E. Parameter Parameter pengamatan pada percobaan pembuatan Cider Nenas adalah sebagai berikut: 1. Rasa 2. Warna 3. Tekstur 4. Aroma  

III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil


Hasil dari praktikum kali ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 07. Hasil Pengamatan Pembuatan Cider Nenas Perlakuan Pengamatan Rasa Warna Tekstur Aroma I Sangat tidak suka Sangat tidak suka Tidak suka Tidak suka II Tidak suka Agak suka Agak suka Agak suka III Agak suka Suka Agak suka Suka Sumber : Data Primer Praktikum Aplikasi Bioteknologi Pangan 2011. Ket : I = beras ketan 1000 gram + ragi 2 gram. II = beras ketan 700 gram + ragi 2 gram. III = beras ketan 500 gram + ragi 2 gram. B. Pembahasan Rasa dari hasil pengamatan perlakuan III (beras ketan 500 gram + ragi 2 gram) adalah agak suka karena tapenya terasa manis. Pada perlakuan I dan II masing-masing memiliki rasa sangat tidak suka dan tidak suka karena tapenya tidak menghasilkan rasa manis. Pembentukan rasa dari tape ini berasal dari mikroorganisme yang terdapat pada tape ketan hitam. Dimana mikroorganisme yang berperan pada tape adalah Saccharomyces cerevisiae yang menghasilkan enzim amilolitik yang memecah amilum menjadi gula yang lebih sederhana. Hal ini sesuai dengan Anonim (2011a), bahwa mikroorganisme dari kelompok kapang akan menghasilkan enzim-enzim amilolitik yang akan memecahkan amilum pada bahan dasar menjadi gula-gula yang lebih sederhana (disakarida dan monosakarida). Proses tersebut sering dinamakan sakarifikasi (saccharification). Hasil uji organoleptik pada warna pembuatan tape dari hasil pengamatan perlakuan III yaitu suka. Dimana warna pada tape dari setiap perlakuan yaitu berwarna hitam keunguan. Warna yang yang terbentuk pada tape ini disebabkan aleuron dan endospermia yang memproduksi antosianin dengan intensitas tinggi. Hal ini sesuai dengan Anonim (2010), bahwa beras hitam, sangat langka, disebabkan aleuron dan endospermia memproduksi antosianin dengan intensitas tinggi sehingga berwarna ungu pekat mendekati hitam. Tekstur pada hasil pengamatan perlakuan III yaitu lembek, dimana tekstur lembek ini agak disukai oleh panelis begitupun pada perlakuan II. Pada perlakuan I, tekstur yang dihasilkan yaitu agak keras, hal ini menyebabkan panelis tidak menyukai tekstur tersebut. Tekstur pada pembuatan tape ditentukan oleh jumlah ragi yang diberikan, dimana jika terlalu banyak akan terbentuk tekstur yang lembek sedangkan jika sedikit akan terbentuk tekstur yang keras. Hal ini sesuai dengan Anonim (2011b), bahwa banyak ragi yang digunakan disesuaikan dengan jumlah beras ketan atau singkong.Jumlah ragi yang terlalu banyak akan mempercepat proses fermentasi danmenyebabkan tape yang terbentuk lembek. Sedangkan jumlah ragi yang terlalusedikit dapat menyebabkan tape yang terbentuk tidak manis dan terasa keras Aroma pada hasil pengamatan pembuatan tape ketan hitam pada perlakuan III yaitu suka. Aroma tape yang disukai oleh panelis ini disebabkan karena tape tersebut beraroma alkohol dengan sedikit aroma asam. Pada perlakuan I dan II aroma yang dihasilkan yaitu lebih banyak beraroma asam daripada beraroma alkohol sehingga tidak disukai oleh panelis, aroma ini dikarena aktivitas mikroorganisme pada saat proses fermentasi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Said (1987), bahwa fermentasi adalah disimilasi anaerobic senyawa-senyawa organik yang disebabkan oleh aktivitas mikroorganisme. Dengan arti yang luas maka fermentasi tidak hanya melingkup proses disimilasi alkohol, butanol, aseton, asam laktat, tetapi juga industri cuka, asam sitrat, enzim pinisilin dan antibiotik lainnya. Pembuatan tape ketan hitam menggunakan beras ketan hitam, dan ragi pasar. Dimana Saccharomyces cereviceae sebagai ragi dalam pembuatan tape. Ragi yang digunakan tersebut tersusun oleh tepung beras, bawang putih dan kayu manis. Hal ini sesuai dengan Anonim (2011c), bahwa tape merupakan makanan hasil fermentasi yang mengandung alkohol.Makanan ini dibuat dari beras ketan ataupun singkong dengan jamur Endomycopsis fibuligera, Rhizopus oryzae, ataupun Saccharomyces cereviceae sebagai ragi. Ragi tersebut tersusun oleh tepung beras, air tebu, bawang merah dan putih, kayu manis. Prosedur pembuatan tape ketan hitam yaitu pertama-tama beras ketan dicuci hingga tidak ada kerikil kecil-kecil yang masih ada di beras, lalu dimasak dan didinginkan. Kemudian dimasukkan ke dalam botol, ditaburi ragi tape lalu ditutup rapat hingga beras matang dengan sendirinya dan diinkubasi selama 5 hari pada suhu kamar. Pada saat pemasakan, setelah mendidih dilakuakan pengadukan agar tidak hangus. Hal ini sesuai dengan Anonim (2008), bahwa bersihkan ketan hitam, hingga tidak ada kerikil kecil-kecil yang sering tercampur dengan ketan. Dan prosedur Anonim (2007), bahwa rebus ketan dengan air (ukuran air dari permukaan ketan kira-kira 3 ruas jari. Setelah mendidih aduk sesekali agar bawahnya tidak gosong. Setelah air berkurang kira-kira setengahnya, masukkan beras putih. Lanjutkan merebus sambil diaduk-aduk, hingga air terserap tapi jangan sampai kering. Matikan kompor, tutup panci selama beberapa saat hingga nasi ketan matang dengan sendirinya. Bahan tambahan yang digunakan dalam pembuatan tape singkong adalah daun pisang. Dimana daun ini digunakan untuk melapisi beras ketan di dalam botol. Selain sebagai pelapis daun pisang juga berpengaruh terhadap kecepatan fermentasi tape ketan hitam. Hal ini sesuai dengan Maryani (1996), bahwa Jenis pembungkus plastik dan daun pisang juga berpengaruh terhadap kecepatan fermentasi tape.  

IV. PENUTUP
A. Kesimpulan


Kesimpulan pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut 1. Pembuatan ragi tape yaitu pertama-tama beras ketan dicuci dan dikukus. Setelah matang beras diangkat, disimpan diatas daun pisang. Setelah dingin ditaburi ragi pasar, dicampur sampai rata. Dibentuk bulat-bulat lalu dimasukkan di toples dengan dilapisi daun pisang. Toples ditutup lalu dibungkus dengan kain. Diamkan selama 3 atau 4 hari. 2. Jenis mikroorganisme yang tumbuh pada tape ketan yaitu Amylomyces, Mucor, Rhizopus, Aspergiluus, Amylomyces rouxii, Endomycopsis burtonii dan Sacharomyces serevisiae. 3. Fungsi penambahan ragi pada pembuatan tape ketan yaitu sebagai starter fermentasi yang mengandung berbagai macam mikroba seperti Amylomyces, Mucor, Rhizopus, Aspergiluus, Amylomyces rouxii, Endomycopsis burtonii dan Sacharomyces serevisiae yang dapat menguraikan gula menjadi alkohol dan bermacam-macam zat organik lainnya. B. Saran Saran untuk praktikum selanjutnya yaitu pembuatan tape ketan hitam dilakukan dengan beras ketan putih agar dapat dibandingkan penggunaan beras dalam pembuatan tape. DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2007. Tape Ketan Hitam. http://simplekitchen.wordpress.com/tape ketan hitam/. akses tanggal 27 November 2011, Makassar. Anonim, 2008. Tape Ketan hitam. http://layalli.wordpress.com/ tape ketan hitam. Akses tanggal 27 November 2011, Makassar. Anonim, (2011a). Pengamatan Tape. http://veghaa.blogspot.com/. Akses Tanggal 27 November 2011, Makassar. Anonim, 2010. Fermentasi Tape Ketan. http://rimanyosss.blogspot.com/. Akses Tanggal 27 November 2011, Makassar. Anonim, 2011b. Pembuatan Tapai Ketan dan Tapai Singkong http:// www. scribd. com/ sebastian- nanda-. Akses Tanggal 27 November 2011, Makassar. Anonim, 2011c. Peran Bioteknologi Pangan Pada Proses Fermentasi Mikroorganisme guna Memenuhi Gizi Seimbang bagi Masyarakat. http://aguskrisnoblog.wordpress.com/. Akses Tanggal 27 November 2011, Makassar. Gumbiro, Said. 1987. Bio Industri Penerapan Teknologi Fermentasi. Jakarta : Mediyatama Sarana Perkasa Roberts, Haris dan Endel, Karmas. 1989. Evaluasi Gizi Pada Pengolahan Pangan. Bandung : ITB. Maryani, A. 1996. Skripsi Aktivitas Fermentasi AlKohol Dengan Ragi Roti Teimobil. Bogor : Institut Pertanian Bogor.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

1. SIFAT JAMUR, SIFAT BAKTERI dan SIFAT KAPANG

NUGGET IKAN LEMURU

PRE RIGOR, FULL RIGOR, DAN POST RIGOR.