RUMPUT LAUT

RUMPUT LAUT

OLEH : NAMA : AMRIDA AKKAS
NIM : G311 09 275

RUMPUT LAUT

Rumput laut merupakan salah satu komoditas hasil laut yang potensial untuk dikembangkan. Potensi rumput laut cukup besar dan tersebar hampir diseluruh perairan nusantara. Di antara jenis rumput laut yang bernilai ekonomis penting adalah alga merah (Rhodophyceae) dan alga coklat (Phaeophyceae). Secara garis besar, rumput laut dibedakan sebagai penghasil agar, karaginan, dan alginat.

A. Rumput Laut Penghasil Agar-agar (Agarofit) Agar-agar merupakan senyawa kompleks polisakarida yang dapat membentuk jeli. Kualitas agar-agar dapat ditingkatkan dengan suatu proses pemurnian yaitu membuang kandungan sulfatnya. Produk ini dikenal dengan nama agarose Rumput laut penghasil agar-agar (agarophyte), yaitu Gracilaria, Gelidium, Gelidiopsis, dan Hypnea. Agarofit adalah jenis rumput laut penghasil agar. Jenis-jenis rumput laut tersebut adalah Gracilaria spp. Gelidium spp. dan Gelidiella spp. Kualitas agar-agar yang berasal dari Gelidium/Gelidiella lebih tinggi dibanding dari Gracilaria. Dalam skala industri agar-agar dari Gelidium mutunya dapat ditingkatkan menjadi agarose, tetapi Gracilaria masih dalam skala laboratorium.

B. Rumput Laut Penghasil Karaginan (Karaginofit) Karaginan adalah senyawa yang diekstraksi dari rumput laut dari Famili Rhodophyceae seperti Euchema spinosum dan Euchema cottonii yang terdiri dari rantai poliglikan bersulfat dengan massa molekuler (Mr) kurang lebih di atas 100.000 serta bersifat hidrokoloid. Rumput laut yang mengandung karaginan adalah dari marga Eucheuma. Karaginan ada tiga macam, yaitu iota karaginan dikenal dengan tipe spinosum, kappa karaginan dikenal dengan tipe cottonii dan lambda karaginan. Ketiga macam karaginan ini dibedakan karena sifat jeli yang terbentuk. Iota karaginan berupa jeli lembut dan fleksibel atau lunak. Kappa karaginan jeli bersifat kaku dan getas serta keras. Sedangkan lambda karaginan tidak dapat membentuk jeli, tetapi berbentuk cair yang viscous. E. cottonii dan E. spinosum merupakan rumput laut yang secara luas diperdagangkan, baik untuk keperluan bahan baku industri di dalam negeri maupun untuk ekspor. Sedangkan E. edule dan Hypnea sp hanya sedikit sekali diperdagangkan dan tidak dikembangkan dalam usaha budidaya. Hypnea biasanya dimanfaatkan oleh industri agar. Sebaliknya E. cottonii dan E. spinosum dibudidayakan oleh masyarakat pantai. Dari kedua jenis tersebut E. cottonii yang paling banyak dibudidayakan karena permintaan pasarnya sangat besar. Jenis lainnya Chondrus spp., Gigartina spp., dan Iridaea spp tidak ada di Indonesia, mereka merupakan rumput laut. Eucheuma cottonii Rumput Laut Eucheuma cottonii merupakan jenis rumput laut yang paling banyak dibudidayakan di wilayah perairan Indonesia. Perkembangan budidayanya cukup menggembirakan. Hal ini tidak terlepas dari mudahnya membudidayakan rumput laut jenis ini dan permintaan pasar yang sangat tinggi. Sentra wilayah budidaya rumput laut jenis ini terdapat di Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur, Bali, Jawa Timur, Sulawesi Tenggara dan Nusa Tenggara Barat. Eucheuma cottonii merupakan rumput laut penghasil karaginan yang sebagian besar hasilnya digunakan untuk bahan baku industri. Rumput laut Eucheuma cottonii dibudidayakan untuk memenuhi permintaan pasar ekspor yang digunakan untuk industry kosmetik atau farmasi. Eucheuma spinosum Eucheuma spinosum masih satu jenis dengan Eucheuma cottonii dan sama-sama sebagai penghasil karaginan. Perbedaannya, Eucheuma spinosum menghasilkan karaginan jenis iota karaginan yang berupa jelly yang bersifat lembut, fleksibel dan lunak, sedangkan Eucheuma cottonii menghasilkan karaginan jenis kappa karaginan berupa jelly yang bersifat kaku, getas dan keras. Bali adalah salah satu provinsi yang mengembangkan budidaya rumput laut jenis ini. C. Rumput Laut Penghasil Alginat (Alginofit) Alginofit adalah jenis rumput laut penghasil alginat. Alginat adalah polimer linier organik polisakarida yang terdiri dari monomer α-L asam guluronat (G) dan β-D asam manuronat (M), atau dapat berupa kombinasi dari kedua monomer tersebut. Jenis - jenis rumput laut coklat penghasil alginat tersebut adalahSargasssum spp. Turbinaria spp. , Laminaria spp. , Ascophyllum spp. , dan Macrocystis. , spp. Sargasssum spp., dan Turbinaria spp., banyak dijumpai di perairan laut Indonesia, sedangkan Laminaria, Ascophyllum dan Macrocystis banyak dijumpai di perairan. Di Indonesia,Sargassum spp. danTurbinaria spp. merupakan satu- satunya sumber alginat. Kandungan alginat dalam kedua rumput laut coklat tersebut relatif tergolong rendah, sehingga secara ekonomis kurang menguntungkan.Sargassum spp. danTurbinaria spp. belum dibudidayakan di Indonesia, permintaan Sargassum spp. masih sangat terbatas. Di duniaSargassum spp. ada sekitar 400 spesies; sedangkan di Indonesia dikenal ada 12 jenis yaitu :Sargassum duplicatum,S. hitrix, S. echinocarpum, S. gracilinum, S. obtuspfolium, S. binderi, S. polyceystum, S. microphylum, S. crassifolium, S. aquafolium, S. vulgare, dan S. polyceratium. Hormophysa di Indonesia dijumpai satu jenis yaituH. tricuetra dan Turbinaria spp. ada 4 jenis yaitu T. conoides, T. conoides, T. ornata, T. murrayana dan T. deccurens. Wilayah Penyebaran Algae coklat Sargassum spp. termasuk tumbuhan kosmopolitan, tersebar hampir diseluruh perairan Indonesia Penyebaran Sargassum spp. di alam sangat luas terutama di daerah rataan terumbu karang di semua wilayah periran pantai.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

1. SIFAT JAMUR, SIFAT BAKTERI dan SIFAT KAPANG

NUGGET IKAN LEMURU

PRE RIGOR, FULL RIGOR, DAN POST RIGOR.